Irma's World :D

Mungkin tidak pernah terbayangkan bagi kita bahwa di Kota Denpasar terdapat kurang lebih 201 anak yang berada pada jenjang pendidikan dasar, di mana mereka tergolong anak yang kurang mampu, terlantar atau yatim piatu. Seandainya mereka tidak berada di bawah naungan sebuah Panti Asuhan tentu mereka tidak akan dapat mengenyam bangku sekolah.
Padahal jika dikaitkan dengan program Forum Pendidikan Dunia Negara-negara, PBB berkomitmen bersama untuk mencapai enam tujuan Pendidikan untuk Semua (PUS) pada tahun 2015. Adapun enam tujuan tersebut salah satunya adalah menuntaskan wajib belajar untuk semua (2015). Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen menyukseskan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh anak Indonesia usia 6 sampai 15 tahun.
Definisi dari panti asuhan itu sendiri adalah wadah yang menampung anak-anak yatim piatu. Di dalam panti asuhan, anak-anak yatim piatu (ataupun anak yang dititipkan orangtuanya karena tidak mampu) biasanya tinggal, mendapat pendidkan, dan juga dibekali berbagai keterampilan agar dapat berguna di kehidupannya nanti. Jalur pendidikan formal yang digunakan oleh panti asuhan adalah apabila anak-anak yang diasuhnya bersekolah di sekolah formal. Seda ngkan untuk jalur pendidikan non formal adalah apabila panti asuhan menyelenggarakan pendidikan sendiri atau dikenal dengan penyelenggaraan pendidikan satu atap. Pendidikan yang diperoleh anak-anak panti adalah pendidikan Kelompok Belajar (Kejar) Paket. Setelah kami melakukan penelitian secara deskriptif kualitatif di semua panti asuhan dikota denpasar, maka diperoleh hasil sebagai berikut :